Maksimalkan Serapan CPO Dalam Negeri untuk Biodiesel 

Rabu, 01 Mei 2019 | 16:30:08 WIB

PASANGKAYU-Tindakan diskriminasi Uni Eropa terhadap minyak mentah kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) Indonesia, jelas telah mengganggu rantai bisnus hulu dan hilir industri ini. Berkurangnya pasar ekspor, sudah saatnya untuk memaksimakan serapan CPO dalam negeri untuk biodiesel. Namun, tentu saja ada olitical will" atau keberpihakan dari pemerintah yang lebih masif terkait penyerapan biodiesel di dalam negeri.

Kalau ada political will, pemerintah bisa mencoba bagaimana bisa dikonsumsi dan terpakai di dalam negeri. B20 sudah bisa mengurangi impor, kenapa tidak kita coba sampai B50. Kalau B100 saya tidak mimpi sampai ke sana," kata Direktur PT UWTL (Unggul Widya Teknologi Lestari) Mochtar Tanong di sela-sela kunjungan media ke Perkebunan Kelapa Sawit (PKS) UWTL di Kecamatan Baras, Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat, Selasa.

Mochtar mengatakan langkah Uni Eropa untuk berhenti menggunakan dan mengimpor biofuel secara bertahap dari Indonesia merupakan strategi politik dagang yang sah-sah saja untuk dilakukan.

Menurut dia, Uni Eropa tentu ingin agar minyak nabati produksi mereka, seperti rapeseed, sunflower dan soybean juga bisa bersaing dengan CPO yang lebih produktif dan efisien dari segi penggunaan lahan.

"Saya mengerti ini sebuah politik ekonomi mereka. Negara mana pun pasti akan mempertahankan apa yang menjadi produksi mereka. Dari sisi budidaya, padahal CPO jauh lebih produktif. Kembali lagi, bagaimana 'political will' pemerintah," katanya seperti dikutip dari Antara.

UWTL sendiri memproduksi CPO, palm kernel oil atau inti kelapa sawit, dan cangkang. Dengan luas kebun inti sebesar 6.348 hektare (ha) dan kebun plasma 6.140 ha, perusahaan menghasilkan CPO sebanyak 10.000 ton per bulan (dengan rendemen 21-22 persen).

Pemerintah diharapkan lebih masif lagi untuk melakukan mandatori atau kewajiban campuran bahan bakar nabati hingga 50 persen (B50).

Sejauh ini dengan mandatori B20, penyerapan biodiesel di dalam negeri mencapai 1,2 juta ton, yakni 552.000 ton pada Januari 2019 dan 648.000 ton pada Februari 2019. Serapan biodiesel hingga akhir tahun ini ditargetkan sebesar 6,2 juta kiloliter atau setara 5,4 juta ton CPO.(rdh)
 

Terkini